Kamis, 06 Agustus 2015

Berkilau Tak Selalu Indah

Malang, 7 Agustus 2015
Tak perlu menulis yang banyak. Hanya perlu terus menulis. Mengungkapkan isi hati lewat kata-kata yang tertuang dalam sebuah tulisan yang rapi. Mengabadikan apa yang selama ini terjadi, dan apa yang selama ini dirasakan, lewat tulisan. Ya, menulislah.

“Indah tak selalu mewah, bahkan kesederhanaan itu kadang yang menjadikan istimewa”

Sebuah status BBM pagi hari ini. Bukan tanpa alasan kata-kata itu muncul. Dalam salah satu grup, ada teman yang berkata “yang berkilau tak selalu indah” sebuah ungkapan sederhana, tapi dalam maknanya. Dan aku menerjemahkan ungkapan itu lewat kata-kata yang lain. Semakin menyadari bahwa temanku yang satu ini mencintai keindahan. Tapi keindahan yang dia suka bukan dari gemerlap benda-benda yang berkilauan. Bukan dari harta atau kecantikan yang membutakan hati. Dia menyukai kesederhanaan yang membuat segalanya terasa cukup indah dan menentramkan hati. Salut juga, masih ada laki-laki seperti ini. Ku kira semua laki-laki hanya menyukai keindahan wajah, hanya melihat kemewahan, paras yang cantiknya bak artis papa atas. Rupanya masih ada ya lelaki macam ini.
Minimal, kenyataan ini membuatku membuka mata kembali, bahwa, masih ada lelaki yang baik, baik hati dan akhlaknya. Lelaki yang memandang tak hanya lewat wajah dan harta benda. Masih ada lelaki yang memandang keindahan yang muncul dari kesederhanaan. Sesuatu yang biasa, bisa jadi istimewa di mata lelaki seperti ini.
Cinta itu sederhana. Saat kau memandangnya tenang, saat kau bahagia di sampingnya, saat kata-katanya bisa membuatmu berhenti menangis, dan mulai tersenyum, itulah saat yang indah, keindahan dari sebuah cinta. Keindahan yang tidak terucap, tapi bisa kau rasakan dan kau nikmati hadirnya.



Rabu, 11 Maret 2015

Terima Kasih Kawan

Malang, 12  Maret 2015
Pagi yang mendung. Akhir-akhir ini hidungku peka dengan udara dingin di pagi hari. Entah karena debu atau embun dingin, hidungku sering tersumbat jadi agak pilek di pagi hari disertai dengan bersin berkali-kali. Ada sebuah kabar baik beberapa hari yang lalu. Yakni ketika salah seorang sahabatku panggil saja dia Bee, menawarkan seseorang yang mungkin cocok denganku. Sontak saja sebagai gadis yang benar-benar jomblo aku menanggapinya dengan hati berbunga-bunga, berharap penantianku sudah tidak lama lagi.
Namun itu bukan pilihan sikap yang tepat rupanya. Seperti halnya sesuatu yang sangat ingin didapat, tidak secepat itu rupanya jodohku datang. Bee bilang, belum ada kabar, tak usah terlalu berharap. Yah, itu benar. Aku pun seharusnya tidak sepercaya diri itu. Aku tahu bagaimana standar wajahku yang biasa-biasa saja. Tapi tentu saja aku mensyukurinya. Alhamdulillah, aku manis katanya. Tapi belum ada ceritanya seseorang menyukai pada pandangan pertama, lewat foto lagi. Aku rasa itu belum pernah terjadi. Mungkin wajahku tidak bisa diungkapkan lewat foto sekalipun. Sudut pandang kamera bisa mengambil di saat apa saja, tak peduli itu saat yang tepat mau tidak.
Bee... aku memang sebenarnya suka dengan anak teknik, yang sering kali kuu tahu bergelut dengan komputer. Tapi kau tahu Bee, aku sempat berpendapat, tidakkah orang yang kau tunjukkan itu terlalu muda untukku. Tapi ya sudahlah, namanya juga ikhtiyar. Bee, terima kasih, jawabanmu telah memotivasi ku untuk setidaknya tidak perlu menunggu jawabannya, setidaknya hatiku tidak perlu berharap pada orang yang fotonya kau unggah di WA itu.
Untuk salah satu rekan kerjaku, aku juga berterimakasih atas motivasi dan nasehat-nasehatmu. Yah, kadang orang yang lebih muda bersikap lebih bijak dan dewasa dibandingkan dengan anak kecil sepertiku. Aku sangat menyadari itu. Lagi pula, kau lebih berpengalaman dalam hal menanggapi orang-orang pendidikan seperti ini. Pengalaman dunia luarmu tentu jauh lebih banyak dibandingkan diriku yang bisa terbilang polos ini. Tapi harusnya kau tahu, aku tak sepolos yang kau pikir lah. Aku masih bisa tegas dalam kondisi-kondisi tertentu.
Maaf kawan, aku sering mengganggu saat-saat istirahat mu. Bukannya bagaimana, tapi aku juga butuh kawan untuk berkeluh kesah. Aku butuh kawan yang tahu bagaimana  dunia yang ingin ku keluh kesahkan. Kalau aku mengeluhkan perihal ma’had kepadamu tentu itu tidak nyambung, karena aku masih harus menjelaskan panjang lebar tentang ma’had dan tetek-bengeknya. Namun jika aku ingin berkeluh kesah tentang sekolah, dan struktural tugasnya itulah, maka sangat pas kalau aku bercerita kepadamu. Tentu aku tak ingin orang-orang luar tahu tentang busuknya, harusnya mereka hanya tahu harumnya. Namun sayang aku belum bisa mengharumkan para penghuninya, para siswinya. Bagaimana mau diharumkan, pentolannya saja seakan tidak memprioritaskan tugasnya ini.

Sering kali aku lelah kawan. Lelah karena hatiku teruss saja berkeluh-kesah. Aku sangat tahu, mengeluh bukanlah sifat muslimah yang baik, namun kau pasti fahamkan keadaanku. Karena kau adalah rekan yang tahu bagaimana keseharianku di sekolah menengah pertama ini. Kawan, rasanya aku sudah menemukan angin segar jika kau datang. Paling nggak sobat ku yang bisa jaga rahasia, ada di sini. Terlihat oleh kedua penglihatanku yang terbatas ini. Kawan-kawanku, baik Ao.Comunity maupun kawan-kawan rekan kerjaku. Terima kasih, karena kalian ada, saat aku sedang membutuhkan seorang kawan disampingku, untuk mendukung dan mengarahkanku, yang membenarkan dan menyalahkan kesalahanku. Yang jujur dan perhatian padaku. Terima kasih ....

Jumat, 06 Februari 2015

Surat Untuk Bapak Ibu Guru ku

Pepatah bilang, guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Namun aku lebih setuju dengan guru adalah orang pertama yang paling banyak jasanya. Guru apapun itu, beliau mengajarkan ilmu padaku. Guru apapun itu, beliau selalu berusaha agar aku tahu lebih banyak hal. Guru apapun itu, selalu ada susah payahnya dalam menghadapi murid-muridnya seperti aku.

Menulis pembahasan tentang guru tidak mungkin bisa ku lakukan kecuali aku sudah sampai di tahap itu. Terima kasih bapak ibu guruku tercinta. Kini aku sudah mencapai masa sebagaimana engkau mendidikku. Kini bisa ku rasakan apa yang engkau rasakan saat mendidikku.

Bu.. aku dulu sering ramai jika duduk di bangku belakang. Bu, aku dulu sering gagal saat mengikuti event event lomba mewakili sekolah. Bu.. mungkin aku sering tidak fokus memperhatikan engkau menerangkan suatu hal pada ku. Bu.. Maafkan aku.

Bu.. aku adalah anak kecil yang kurang peka terhadap perasaan orang lain. Aku mohon maklumilah Bu.. aku belum pernah memahami itu pada saat itu. Mungkin tanpa ku sadari aku mengucapkan kata-kata yang membuat engkau mungkin jadi kurang ikhlas mengajarku. Maafkan aku Bu.. aku sayang padamu Bu. Engkau adalah guruku.. orang yang paling berjasa dalam hidupku.

Bu.. Jikalau dulu aku pernah mengecewakanmu,, aku minta maaf Bu.. Jikalau dulu aku pernah berkata-kata yang menyakitkan hatimu, aku Minta maaf Bu..

Ridhoi aku Bu.. kini aku mengikuti jejakmu menjadi seorang guru ...

Rabu, 28 Januari 2015

Mengatasi kepenatan dan kebosanan

Menjalani aktifitas dari pagi jam 7 sampai sore 16.20, cukup menguras tenaga rupanya.
Jikalau hati tidak ikhlas menjalani semua ini, pastilah sudah protes dari kepala sampai kaki.
Namun memandang wajah-wajah polos anak-anak ini memang selalu membuatku tersenyum.
Mereka membutuhkan guru yang ikhlas.

Rabu, 21 Januari 2015

Untuk Chodijah, Lala, dan Rosyidah

Beberapa hari ini banyak tugas non akademik yang harus ku lakukan.
Aku sadar seharusnya aku bisa full fokus pada anak-anak, mengajar Bahasa Arab dan Agama.
Maafkan karena selama ini mungkin kalian hanya bermain, hafalan, tanpa keterangan yang cukup memahamkan.
Aku akui aku memang cukup sibuk.
Tapi sungguh bukan guru yang profesional, jika dia mengelak dari tugas wajibnya pada anak-anaknya hanya karena tugas-tugas non akademik yang banyak.
Guru yang profesional adalah guru yang pintar membagi waktu, namun guru yang malas adalah guru yang banyak alasan.
Sungguh aku tak ingin jadi guru yang banyak alasan.
Tapi apa mau dikata, memang alasanku banyak.
Kalau kau bilang aku malas, ya mungkin aku malas.
Tapi bukan berarti aku tak bisa jadi orang yang rajin dan tekun.
Aku bisa.
Hanya saja aku mungkin terlalu sombong jika aku bilang aku rajin.
Semoga kalian bisa jadi anak-anak yang baik, sholihah, pinter ngaji, dan bisa jadi uswah hasanah untuk adik-adik kalian. Amin..

Rabu, 14 Januari 2015

Thanks God for this 23 years

Ya Allah, sudah 23 tahun hamba hidup di dunia ini. Dengan rahmat-Mu, dengan nikmat-Mu yang sungguh tak terhingga betapa banyaknya. Nikmat hidup dengan sehat, nikmat hidup dengan menghirup udara-Mu yang gratis ini.
Syukron Ya Allah, alhamdulillah,,

Mengalah Bukan Berarti Kalah

Usia seseorang sering kali dijadikan ukuran kedewasaan seseorang. Tapi tak jarang orang yang sudah berumur banyak, tapi tak juga dewasa. Pernah suatu ketika aku membaca sebuah status dari salah seorang teman facebook. Tua itu takdir, dewasa itu pilihan. Dan ini benar menurutku, karena banyak orang yang sudah masuk umur dewasa, namun masih juga belum bersikap dewasa. Ya semua itu memang sebuah proses.. berdasarkan pengalaman-pengalaman seseorang, maka pengalaman-pengalaman itulah yang bisa mendewasakannya. 
Semoga saja aku bisa jadi orang yang dewasa, bismillah,,