Hidup, mati, jodoh, dan rezeki adalah ketentuan Allah yang sudah tertulis di lauh mahfudz. Bagaimanapun, kita manusia tetap harus berusaha untuk jadi lebih baik, berdo'a, semoga Allah menyiapkan takdir yang baik bagi kita, dan mengakhiri hidup ini dengan husnul khotimah. Manusia hidup tentu tidak tanpa ada siapa-siapa. Semua orang pasti punya orang tua, punya ayah, punya ibu. Hanya Nabi Adam yang lahir tanpa ayah dan ibu. Kita, hanya manusia biasa, sudah tentu lah, kita harus mnghormati mereka, terlebih ibu. Ibu sudah bersusah payah mengandung kita selama 9 bulan, menjaga diri agar tidak ada hal-hal yang membahayakan kita di dalam rahimnya.
Tahukah, setelah kita sudah berumur 7 tahun, kita sudah sekolah SD, ingat? masa-masa sekolah seorang anak adalah masa-masa terindah bagi orang tua bisa melihat anaknya belajar, berangkat sekolah, para orang tua ini rela berpisah dengan anak sejak pagi sampai siang bahkan ada yang sampai sore, demi agar anaknya bisa menjadi anak yang pintar, berilmu, berakhlaq. Anda pernah mondok? jika anda pernah mondok,apa yang anda rasakan saat pertama kali harus berpisah dengan orang tua Anda? sedih, takut, mungkin ada juga yang sampai gak betah di pondok. Tapi apa yang Anda rasakan saat sudah lulus dari pondok pesantren tersebut? bahagia, sedih, mungkin juga tak jarang yang menangis. Mengangis haru, setelah sekian lama perjuangan, akhirnya lulus juga, mengangis sedih, karena harus berpisah dengan teman-teman santri, menjalani kehidupan baru di luar sana. Akan ada banyak tantangan disana kawan.
Ada pula yang menikah, nah, ini malah lebih baru lagi kehidupannya. Bagaimana tidak baru, seorang laki-laki yang aslinya bukan siapa-siapa kita, kini harus kita temani hari-harinya, harus kita hormati lebih sebagaimana kita menghormati ayah kita sendiri. Seorang yang mungkin tidak kenal sebelumnya, yang mungkin tidak kita kira bahwa dia lah jodoh kita, kini dia harus bekerja keras menghidupi kita, dia yang asalnya haram kita sentuh sama sekali, harus kita cium tangannya sebagai tanda ta'dhim kita. lalu bagaimana keluarga kita?, dia adalah keluarga baru kawanku, tapi yakinlah, dia jadi yang nomor satu di hidup kita kini. Ayah dan ibu yang selalu kita nmor satukan, kini harus mengalah dengan seorang laki-laki yang bertekad kuat untuk mendampingi kita mengarungi kehidupan ke depan. Kalau tekadnya tidak kuat, dia tidak mungkin berani datang ke rumah dan melamar kita, tentu itu,, kalau dia tidak bertekad bulat untuk mendampingi kita, tidak mungkin dia berani mengucapkan akad nikah di depan penghulu.
Kawan-kawanku,, ada di antara kita yang belum menikah, tenanglah, Allah tidak tidur, Allah pasti mendatangkan lelaki itu tepat pada waktunya, waktu kita siap untuk menerimanya, waktu kita siap untuk membangun bahtera kehidupan yang baru. Tidak ada yang terlambat atau yang terlalu cepat, Allah Maha Tahu waktu yang paling tepat untuk kehidupan baru kita, OPTIMIS :)
قيدوا علومكم بالكتابة ----> Ikatlah ilmumu dengan tulisan. ***Semoga Allah memberi kemanfaatan dibalik goresan pena elektronik ini. Amin Amin Amin***
Selasa, 21 Oktober 2014
Selasa, 14 Oktober 2014
Guru Vs Murid
Kau tahu, bagaimana rasanya menjadi seorang guru?
Kira-kira, kau lebih milih mana menjadi seorang guru atau murid.
Jika kau masih duduk di bangku sekolah, SD, SMP, SMA, atau seorang mahasiswa yang sedang banyaaaaak tugas.
Mungkin kau akan memilih menjadi seorang guru saja itu lebih baik, tinggal suruh tinggal suruh..
Tapi coba kita telisik kembali,,, sebenarnya apa saja sich yang dilakukan oelh seorang guru.
Kawan,, kini aku sudah merasakan hal itu, bahwa untuk bisa menjadi seorang guru, apalagi guru yang baik itu tidaklah mudah.
Murid dengan sifat-sifatnya yang jelas sudah tidak ada yang sama.
Ada yang kemampuan fahamnya rendah, tapi dia pinter hafalan.
Ada yang sangat tidak bisa hafalan, tapi dia supel, pinter, dan faham,, hanya saja dia tidak bisa memaksa otaknya utk hafalan.
Ada yang pemaluuuuunya masya Allah,, suruh maju aja nggak mauuuuu bener,,
Ada yang ekspresif nya banget..
sampek sampek kalau lagi nesu, gurunya dinesuin juga,,, wah ini,, udah mulai gak bener..
Sekarang aku sudah lulus, jadi sarjana Fakultas Tarbiyah (kalau aku lulus tahun kemarin mungkin masih jadi alumnus Fak. Humaniora) jurusan PBA Pend.Bhs.Arab
Dan aku benar-benar tidak sekolah (sbg murid) sekarang, tidak kuliah,, aku seorang guru.
Dan kau tahu,, sebelum aku masuk di sekolah ini sbg guru. aku sudah ikut Les TOEFL di Royal.
Kau tahu ROYAL ? itu lhooo,,, di bendungan sutami, deketnya JOe Laptop.
Rasanya bisa belajar di ROYAL itu seneeeeng sekali, dengan tutor yang kompeten di bidangnya.
Dan aku yg notabene nya sudah lama tidak pegang buku dan menggarap soal, rasanya nikmaaaat sekali bisa melakukan itu lagi, pegang pulpen, nggrap soal bhasa inggris, dikoreksi bersama, apalagi kalau jawabannya betul semua,,, :-D
Kayak ketemu sama angin surga,, tapi anginnya lebih sejuk lagi kalau sudah ada soal, dan aku jawabnya salah, lalu kita tahu dimana kelemahan dan kesalahan kita,,, masya Allah,,,,,,ilmu baru,, :-)
Intinya,,, menjadi seorang murid itu subhanalloh indahnya, apalagi kalau status murid itu sudah berubah jadi guru, rasanya ingin ngulangi lagi,,, ^_^
Langganan:
Komentar (Atom)